Selasa, 01 Januari 2013

Interview: Ketenangan di Balik Kabar Angin yang Beredar—Narasumber: Alwin Ihza Farandi


Dibalik ketenangan yang terlihat dari sosok Alwin Ihza Farandi, yang belakangan ini disebut-sebut telah "naik kasta", ia menyimpan pernyataan yang patut kita renungi bersama, LIGHT-ers. Mengenai apakah pernyataan itu? Mari kita lihat pembuktiannya.
Yang "muka pasaran" tidak usah dipikirkan, nanti OOT (Out Of Topic).
Alwin memang tergolong laki-laki yang tak banyak cakap dan kurang berbaur dengan anak-anak perempuan. Namun, seketika teman-teman geger saat adanya sikap yang tak biasa tersirat oleh sosok Alwin, kala bersama perempuan yang multitalenta, cantik, dan menarik. Siapa lagi kalau bukan Seysha? Oliv, Oik, Nia, dan beberapa teman lainnya langsung peka terhadap perubahan sikap oleh Alwin. Percaya atau tidak, kata mereka, Alwin sering senyum ke Seysha. Selain itu, Nia pernah bercerita, saat ia memanggil Alwin, Alwin tidak menengok, tetapi ketika Seysha yang memanggil, Alwin langsung menengok dengan sigap. Ha-ha-ha... Aneh-aneh saja.

Berdasarkan snipping tool-anku di atas, kurasa ia tidak berkata bohong, yang bisa kukatakan dalam kasus mungkin adalah "kesalahpahaman". Mungkin Alwin terkesan "menyukai" Seysha, padahal sesungguhnya tidak. Ya, memang yang tahu apa yang Alwin rasakan hanya ia dan Sang Maha Kuasa. Aku, teman-teman sekelas, orang tuanya, bahkan Azza, sang adik, yang sangat menyukai Putih Abu-abu (agak OOT) juga belum tentu. 

Aku sempat kaget juga, ketika akan UAS Elektro, Seysha berkata, "Ah, aku butuh Alwin di sini!" Aku tidak menyadari kalau hal tadi patut di-cie-kan. Aku justru berkata, "Aku butuh bapakku di sini!" Ha-ha-ha. Obrolan kami berlanjut sampai pekerjaan bapakku. Beberapa saat kemudian aku baru tersenyum, dan menyadari kalau itu tadi adalah hal yang patut dibilang "ihiy", walaupun memang, dalam urusan elektronika banyak yang mencari Alwin sebagai "guru" mereka. 



Selain menepis rumor yang beredar, Alwin juga seseorang yang belum pernah menyukai lawan jenis. Lagi-lagi, semoga ia tidak berbohong. Semua perempuan ia anggap biasa, kecuali sang Dian Sastrowardoyo mungkin, ya. Empat jempol untuk Alwin. Jarang ada anak Sekolah Menengah Pertama yang belum pernah merasakan perasaan tadi, bagi anak modern. 



Selain empat jempol karena masih murni pikirannya, tidak terkontaminasi dengan urusan cinta, bahkan fokus belajar (terbukti, ia meraih peringkat 3 di kelas), um, maksud saya adalah gila nge-game. Empat jempol juga untuk ketenangannya dalam menanggapi rumor. Ia tidak bersikap kasar bahkan mengejek Seysha "Apaan sih, Seysha jelek hii!" atau semacamnya, ia bahkan tenang dan sabar. Tetapi karena sikap tersebut dan ia tidak mengadakan "konverensi pers", banyak pihak yang menganggap berita tadi that's true, termasuk aku. Seharusnya perlu diadakan konverensi pers sepertinya, seperti kasus Dhatu dan Icha dahulu (beneran, nih, udah jujur?). Syukurlah, sekarang semuanya sudah terlihat. Sudah dapat kesimpulannya, bukan?

- Nisrina Amalia P. (Ninis), ditulis dengan penuh kekocakan dan tahan tawa keseriusan.